Minggu, Agustus 28, 2011

Quote to Shout #3

When you've got a secret
Then you've got to keep it
When you've got a question
Answers will come 
[Sleeping Sun, Coldplay]

Jumat, Agustus 26, 2011

Trying to Believe (One of) My Dreams

I envy them. It's true that they look so happy on my eyes. I can tell it at once while I'm still daydreaming through days. There is one thing popped out again from my mind. Yes, there is a dream I want to achieve. I failed once to make it true and I'd denied that I regretted it. I really want to step forward not only regretting what had happened in the past. Yesterday, I watched a show on tv all alone. It was so exciting when we could climb to the top proving that we always can reach the top as we always have belief. People may say there is nothing impossible happened in this world. That's what people say, I say, "I think they are not wrong." Bismillah...I believe Allah will always guide me to make my dreams come true...as long as I always fight for it. 

Kamis, Agustus 25, 2011

Quote to Shout #2

An idiom:
Every cloud has a silver lining. 


"Selalu ada pelajaran yang bisa dipetik dari kejadian buruk yang mungkin kita alami."

Eksperimen Kodok dan Zona Nyaman

Lagi  baca "Berdamai dengan Kematian"-nya Komaruddin Hidayat, ada satu ilustrasi tentang eksperimen  kodok berkaitan dengan zona nyaman.

Kodok pertama: Ia dimasukkan ke dalam sebuah panci yang diisi air dingin. Secara perlahan, panci itu dipanasi. Si kodok awalnya hanya merasa hangat dan tetap tinggal di dalam panci itu. Namun, lama-kelamaan suhu air akan semakin meningkat. Kodok yang tinggal di dalamnya lama-kelamaan akan lemas dan tak bertenaga. Hingga saat air sudah mendidih, si kodok sudah matang dan (siap dihidangkan) mati. Ia tak sempat meloncat dan hanya bisa pasrah terendam di dalam panci hingga ajal menjemput.

Kodok kedua: Ia dimasukkan ke dalam sebuah panci berisi air dingin. Secara tiba-tiba, kita siram kodok itu dengan air panas. Maka, si kodok akan segera meloncat dan ia pun masih bisa hidup.

Jadi?
Seperti yang pernah aku alami. Berada dalam zona nyaman memang sangat nyaman dan melenakan. Tidak perlu bersusah payah melakukan sesuatu. Semua sudah tersedia. Rasanya dunia selalu tampak baik-baik saja. Tak perlu repot atau pusing akan makan apa esok hari. Tak pernah tertekan karena target yang tak kunjung tercapai. Namun, akan kah seperti itu selamanya?

Aku nggak mau jadi kodok yang mati lemas. Setidaknya, aku akan mencoba menjadi kodok yang masih bisa melompat dan tetap bertahan hidup meskipun sudah diguyur air panas. Setidaknya, aku bisa mengusahakan sesuatu meskipun hanya dengan melompat. 


Which frog do you want to be?


Paling tidak aku akan melompat, bukannya terlena berendam di dalam panci.

Yang Mungkin Kurindukan

Ibu.
Bapak.
Adek.
Sahabat.
Perpust kota.
Angkot biru.
Alun-alun kota.
Dinginnya.
Kamarku.
Rak buku (yang masih cukup baru).
Buku-bukuku.
Pohon mangga depan rumah.
Duduk di depan kompi selama berjam-jam.
Mbolang.
Air terjun.
(masih) ingin ke pantai.
Kota ini...


Rabu, Agustus 24, 2011

(si)apa yang ada di hatimu?

Kamis. Jumat. Sabtu. Minggu. Senin-Malam Takbir. Tinggal sebentar lagi, tinggal sedikit. Apakah bulan ini berlalu dengan cepat? Akan kah bulan ini akan kembali dirindukan?

Sebelumnya siapa yang menghuni hati? Lalu, sekarang?
Benar kah hanya Dia yang ada di hati?

(si)apa yang ada di hatimu?
Gambarkan tentang (si)apa yang ada di hatimu.
Apa warnanya. Bentuknya? 




Ya Allah, jika masih ada berhala dalam hatiku, bantu aku menghancurkannya. Jika ada rasa angkuh dan sombong dalam hati ini, bantu aku untuk menundukkannya.
Ya Rabb, jangan biarkan rasa takut dalam  hati ini melebihi rasa takut akan azab-Mu. Jika ada kerinduan, kuharap semuanya bermuara hanya pada-Mu.

(si)apa yang ada di hatimu?
Kuharap, hanya ada satu.
Satu-satunya.
Tak berbanding dan tak bisa dibandingkan.

[Rahim (Sebuah Dongeng Kehidupan)]

Judul: Rahim (Sebuah Dongeng Kehidupan)
Penulis: Fahd Djibran
Penyunting: Nita Taufik
gambar diambil dari sini

“Asal kau tahu, Rahim adalah nama lain dari Raja Semesta.”

Novel ini bercerita tentang seseorang yang menjalani hari-harinya selama sembilan bulan di rahim suci ibunya. Perjalanan dari hari ke hari selama sembilan bulan yang dialami oleh Tuan Bayi Berkepala Botak di rahim ibunya. Bertemu dengan beberapa "makhluk" dan belajar mengenai kehidupan yang akan dijalani saat ia lahir ke dunia (meskipun ia akan lupa segala yang terjadi di dalam rahim, saat ia sudah terlahir ke dunia kelak).

"Pada mulanya segala sesuatu adalah niat. Semacam benih yang tumbuh dari hatimu. Pada saat seseorang berniat melakukan hal yang baik dan berniat menjauhi hal buruk; itu sudah satu kebaikan. Pada saat mereka membiarkan diri mereka menimbang niat itu dengan kebebasan yang mereka miliki--menggunakan akal pikiran mereka, perasaan mereka, dan seterusnya--kemudian tahu dan mengerti bahwa yang baik itu baik dan yang buruk itu buruk; itu dua kebaikan. Dan pada saat mereka melakukannya, mengerjakan hal yang baik dan menolak hal yang buruk; itu kebaikan yang bahkan lebih besar daripada seisi semesta!" (hal. 219)

[Yang Galau, Yang Meracau] Curhat (Tuan) Setan


Judul: Yang Galau, Yang Meracau Curhat (Tuan) Setan
Penulis: Fahd Djibran
Penyunting: Boo & Nita Taufik
gambar diambil dari sini

Setan. Cinta. Tuhan. Ketiganya adalah tiga medan galau sekaligus racau yang ada dalam buku ini. Menuntun kita untuk berbicara pada diri sendiri. Membawa kita masuk ke dalam pikiran kita sendiri; meracau kepada diri sendiri; mengaduk-aduk kegalauan yang berputar-putar dalam kepala; berpusing dengan kata-kata.

Kali ini aku hanya memberikan sedikit racauan pada beberapa cuplikan tulisan yang ada di dalam buku  ini.

"Kesempurnaan adalah ketiadaan sekaligus keberadaan, kebahagiaan sekaligus kesedihan, hitam sekaligus putih... Kesempurnaan adalah konfigurasi apik dari berbagai hal yang berlawanan." (hal. 43)

Selasa, Agustus 23, 2011

Mengingat (secara singkat) Karya Mitch Albom

Awal suka dengan novel karya Mitch Albom, karena waktu itu ada sebuah resensi di koran yang membahas tentang Tuesdays with Morrie. Membaca resensi itu membuatku tertarik untuk bisa membaca novelnya secara langsung. Hup, akhirnya ketemu juga di perpustakaan kota Malang. Sejak saat itu aku jadi cukup mengikuti karya-karyanya, seperti The Five People You Meet in Heaven, For One More Day, dan Have a Little Faith. Apalagi waktu kuliah di mata kuliah Prose juga pernah membahas The Five People You Meet in Heaven sampai mabok. Hehe...

Tema yang diangkat di dalam novel-novelnya juga cukup universal, sehingga bisa diterima dengan baik oleh banyak kalangan. Kehidupan. Kasih sayang. Cinta. Keyakinan. Impian. Masa lalu. Masa depan.

[A Thousand Splendid Suns]

gambar diambil dari sini
Judul: A Thousand Splendid Suns
Penulis: Khaled Hosseini
Penerjemah: Berliani M. Nugrahani
Penyunting: Andhy Romdani
Proofreader: M. Eka Mustamar

Mariam dan Laila ada dua perempuan yang berbeda hingga akhirnya terkait satu sama lain. Mariam adalah seorang anak haram dan ketika ibunya meninggal karena bunuh diri, Mariam akhirnya dinikahkan dengan Rasheed. Rasheed adalah seorang duda berusia 40 tahun. Pada awalnya Rasheed memanjakan Mariam apalagi saat diketahui bahwa Mariam  mulai hamil. Namun, saat Mariam mengalami keguguran, perilaku Rasheed semakin kasar pada Mariam. Kehidupan rumah tangga mereka pun tak berjalan harmonis lagi.

[The Kite Runner]

gambar diambil dari sini
Judul: The Kite Runner
Penulis: Khaled Hosseini
Penerjemah: Berliani M. Nugrahani
Penyunting: Pengestuningsih
Proofreader: Herlina Sitorus

"Kau ingin aku mengejar layang-layang itu untukmu?" Jakunnya naik dan turun saat dia menelan ludah. Angin membelai rambutnya. Kurasa aku melihat anggukannya.
"Untukmu, keseribu kalinya," kudengar aku mengatakannya. (hal. 489)

"Ada jalan untuk menuju kebaikan." (hal. 14)

Amir dan Hassan menghabiskan masa kanak-kanaknya bersama. Amir tinggal bersama Babanya sementara Hassan tinggal bersama Ali (pembantu keluarga Amir). Persahabatan antara keduanya terjalin erat. Amir, seorang bocah Pashtun yang kaya sedangkan Hassan adalah seorang bocah Hazara yang sering dilecehkan oleh teman-temannya.

Senin, Agustus 22, 2011

Sudah Lebih Baik kah?

Insyaallah minggu depan sudah tanggal 1 Syawal. Bulan Ramadhan kali pun akan segera berakhir.
Sebaik apa aku di bulan ini?
Seberhasil apa aku berpuasa sebulan ini?
Hati. Bagaimana kabarmu?
Jiwa. Sudah lebih tenang kah dirimu?
Mata.Telinga. Bisa kah melihat dan mendengar dengan lebih seksama?
Rasa.

Bersyukur, sudah kah?
Berterima, mampu kah?

Memaafkan, berhasil kah?

Diri ini, sudah lebih baik kah?

[To Kill a Mockingbird]

Judul: To Kill a Mockingbird
Pengarang: Harper Lee
Penerjemah: Femmy Syahrani
Penyunting: Berliani Mantili Nugrahani

 

Atticus Finch adalah seorang pengacara sekaligus ayah dari seorang gadis berusia delapan tahun, Scout. Scout memiliki seorang kakak yang  berusia empat tahun lebih tua darinya, Jem. Kehidupan Scout dan Jem berubah saat ayah mereka membela seorang kulit  hitam. Beragam kecaman datang dari penjuru kota karena Atticus membela seseorang yang dianggap sebagai sampah masyarakat. Scout sudah mulai banyak belajar mengenai kehidupan sejak kanak-kanak.

"...kau tak akan pernah mengenal seseorang sampai kau berada dalam posisinya dan mencoba menjalani hidupnya." (529-530)

Minggu, Agustus 21, 2011

Leaving or Not

She was standing in the middle of nowhere. Her mind was full of many puzzling things. Leave or stay. Move or stay still. Her pray already became true. She was blessed then. However, there is still one thing disturbing her mind recently.

Leaving or not...

Sabtu, Agustus 20, 2011

Quote to Shout #1

"Confidence comes not from always being right but from not fearing to be wrong." 
- Peter T. Mcintyre

Keep My Own Promise

Actually, I'm too afraid to make a new promise again
I'm afraid I cannot keep it or make it.
I was told once that something bad may happen if I just leave the promise without any considerations.

Promise. Lie.
There was a time when I regretted making promise which in the end I could not keep it rightfully.
It seems I just lied to everyone, to myself, and to God.

I was full of regrets.
Now, I'm still afraid making a promise.
I'm afraid I will only cause troubles on it.

4 Jenis Kereta dalam 3 Hari 2 Malam

Hari Selasa dapat telepon. Panggilan tes untuk editor buku fiksi. Kapan? Tanggal 18, hari Kamis. Haissh...langsung bingung karena cukup mendadak. Malang-Bandung juga nggak dekat (kecuali kalau mau langsung terbang naik pesawat). Hari Rabu pagi-pagi langsung pergi ke stasiun Kota Baru Malang, beli tiket Malabar bisnis untuk keberangkatan sore itu juga.

Setahun yang lalu juga pas di bulan puasa, pertama kalinya aku pergi ke Bandung. Pertama kali naik Malabar. Sendirian. Kali ini, hal itu kembali terulang. Yang berbeda hanya tujuan dan maksud kedatangan, hoho. Serta, kali ini bukan pertama kalinya lagi naik kereta sendirian.

Sebelum berangkat, berniat buat tidur lebih banyak di rumah karena kalau udah di dalem kereta bakal susah tidur. Sayangnya, aku malah nggak bisa tidur. Baiklah...

Malabar Menuju Bandung (untuk yang ketiga kalinya)
Jam 3 sore udah sampai di Stasiun Kota Baru Malang. Nunggu sebentar dan datanglah kereta Malabar. Langsung nyari tempat duduk sesuai dengan yang ada di tiket. Hup!
Ada seorang ibu yang sedang menangis. Rupanya entah-saudaranya-atau-siapa akan pergi ke Bandung. Ada lagi seorang anak perempuan dan ibunya yang sedang berdadah-dadah dengan sang ayah. Dan, ada sekumpulan bule (sepertinya dari Jerman) yang ribut bukan main, "Ya ampun Mas, itu lagi pada ngobrol apa teriak-teriak sih, kenceng bener suaranya." Pada akhirnya aku tahu sekumpulan bule itu turun di Stasiun Tugu Yogya dan tampak terburu-buru karena sepertinya mereka baru sadar kalau sudah sampai di Stasiun Tugu sesaat sebelum kereta kembali berjalan.
Tadinya ada seseorang yang duduk di sebelahku, tapi dia akhirnya pindah ke tempat duduk belakang. Hehe, kali ini aku memang ingin duduk sendiri saja.

Senin, Agustus 15, 2011

Kalap Lagi

Mulai bosen. Mulai jenuh. Jadi, pergi ke toko buku.
Niatnya cuma mau beli Madre sama Ayah (bukan) Pembohong, tapi jadinya malah...


...beli Nasional.is.me, Psikologi Beragama, Berdamai dengan Kematian, dan 29 1/2 hari juga. Bagus!
Ibu, maaf...uang yang ibu berikan aku boroskan untuk buku-buku ini.
"Mereka" pun kini jadi penghuni baru di rak buku ini.


Enjoy reading (after watching Korea drama first, haish!) XD

Minggu, Agustus 14, 2011

Kembali Ke Kelas

Jika saja aku masih berstatus sebagai mahasiswa, hari ini adalah hari pertama aku masuk kuliah. Tapi, ya karena sudah akan wisuda jadinya hari ini aku masih berleha-leha di rumah saja. Semalam, aku malah bermimpi.
Kembali ke kelas.
Kembali sekolah.
Kembali bercanda bersama teman-teman sekelas.
Dan, aku melihat ada setumpuk LKS.
Wah, ada apa ini sebenarnya.
Apa aku ingin kembali sekolah?

Aku tidak ingin berhenti belajar. Tapi, kadang aku juga malas jika harus berhadapan dengan ruang kelas, terlebih jika aku berada di dalam ruang kelas itu. Iya, belajar tidaklah harus di dalam kotak-kotak kelas. Hmm...meski kadang suasana belajar di dalam kelas itu cukup membuat rindu.

Seperti Awan Putih

Seperti awan putih.
Berubah-ubah.
Tak berpendirian kah?
Seperti diriku...
Belum tahu apa 'bentukku'
Belum tahu sebenarnya di mana 'keberadaanku'
Masih mencari...
Berusaha 'menjadi'

Dunia ini luas. Rasanya ingin pergi ke semua tempat. Setiap kali aku merasa sesak, melihat ke atas--menyaksikan bagaimana awan bisa berubah-ubah, rasanya...melegakan. Ternyata dunia masih luas. Ternyata langit masih terhampar di atas sana. Ternyata banyak nikmat yang masih terlupakan untuk disyukuri.

Seperti awan putih...
Aku mungkin masih akan berubah-ubah 'bentuk'...mencari atau jika perlu...berlari. Tentang arti. Dan, juga jawaban. Atau malah mungkin pertanyaan-pertanyaan baru...


Being a Waterfall Addict

Beberapa bulan terakhir, suka 'blusukan' ke air terjun. Hmmm...
[karena tulisan tentang pengalaman mengunjungi Coban (air terjun) ini sudah pernah aku tulis di blogku yang satunya, jadi sekarang cuma aku link aja di sini].

Masih ingin mengunjungi lebih banyak air terjun lagi :)

                                                                                 Ke Coban Pelangi



















Ke Coban Talun



















Ke Coban Rais


















Ke Coban Jahe


















Ke Coban Dlundung







                                                                                Ke Coban Puthuk Truno