Kamis, Agustus 25, 2011

Eksperimen Kodok dan Zona Nyaman

Lagi  baca "Berdamai dengan Kematian"-nya Komaruddin Hidayat, ada satu ilustrasi tentang eksperimen  kodok berkaitan dengan zona nyaman.

Kodok pertama: Ia dimasukkan ke dalam sebuah panci yang diisi air dingin. Secara perlahan, panci itu dipanasi. Si kodok awalnya hanya merasa hangat dan tetap tinggal di dalam panci itu. Namun, lama-kelamaan suhu air akan semakin meningkat. Kodok yang tinggal di dalamnya lama-kelamaan akan lemas dan tak bertenaga. Hingga saat air sudah mendidih, si kodok sudah matang dan (siap dihidangkan) mati. Ia tak sempat meloncat dan hanya bisa pasrah terendam di dalam panci hingga ajal menjemput.

Kodok kedua: Ia dimasukkan ke dalam sebuah panci berisi air dingin. Secara tiba-tiba, kita siram kodok itu dengan air panas. Maka, si kodok akan segera meloncat dan ia pun masih bisa hidup.

Jadi?
Seperti yang pernah aku alami. Berada dalam zona nyaman memang sangat nyaman dan melenakan. Tidak perlu bersusah payah melakukan sesuatu. Semua sudah tersedia. Rasanya dunia selalu tampak baik-baik saja. Tak perlu repot atau pusing akan makan apa esok hari. Tak pernah tertekan karena target yang tak kunjung tercapai. Namun, akan kah seperti itu selamanya?

Aku nggak mau jadi kodok yang mati lemas. Setidaknya, aku akan mencoba menjadi kodok yang masih bisa melompat dan tetap bertahan hidup meskipun sudah diguyur air panas. Setidaknya, aku bisa mengusahakan sesuatu meskipun hanya dengan melompat. 


Which frog do you want to be?


Paling tidak aku akan melompat, bukannya terlena berendam di dalam panci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar