Senin, Juni 25, 2012

Siapkan Finansial Pendidikan Anak dalam 4 Langkah



Topik: Perencanaan Finansial Pendidikan Sang Buah Hati

Kita selalu dipusingkan dengan harga-harga kebutuhan pokok yang semakin melambung tinggi tiap tahunnya. Pun biaya pendidikan semakin tahun semakin mencekik. Tak heran jika kita akan selalu mencari solusi perbankan yang terbaik demi melihat buah hati kita mendapat pendidikan yang layak hingga ke jenjang yang jauh lebih tinggi. Kadang kita masih kebingungan untuk mencari solusi yang tepat, bahkan kita tak  bisa membuat perencanaan finansial pendidikan yang memadai untuk anak kita. Oleh karena itu, saat ini, sekarang juga, kita harus bisa mempersiapkan bekal finansial pendidikan untuk anak kita. Bagaimana caranya?

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat rencana masa depan yang jelas dan konkrit. Kita harus bisa menetapkan target yang mencakup beberapa hal, yaitu: jumlah uang yang harus kita miliki; waktu atau tahun anak kita memasuki sekolah mulai dari pendidikan dasar hingga ke perguruan tinggi; mengetahui laju inflasi per tahunnya; dan cara mendapatkan uang yang cukup. Biasanya biaya pendidikan akan naik dalam kurun waktu satu hingga dua tahun. Selain itu, laju inflasi yang naik mulai dari 15% hingga 20% setiap tahun juga harus kita perhitungkan. Selain menabung, kita juga sudah sepatutnya mencoba untuk berinvestasi bisa dalam bentuk reksadana, emas, saham, ORI, dan sebagainya.

Langkah kedua adalah segera merealisasikan rencana tersebut. Saat ini, kita sangat diuntungkan dengan adanya kemudahan transaksi yang ditawarkan oleh bank-bank terkemuka di Indonesia. Mengatur keuangan bisa lebih mudah dan nyaman. Kita bisa memulainya dengan membuat tabungan pendidikan. Setidaknya setiap awal bulan, kita harus menyisihkan sebagian dari uang atau gaji kita untuk tabungan pendidikan anak. Perlu diingat pula bahwa kita sudah harus memiliki target mengenai jumlah uang konkrit yang ingin kita miliki dalam kurun waktu tertentu. Misalnya, dalam setahun kita menargetkan bisa memiliki uang sejumlah 12 juta sebagai tabungan pendidikan anak. Sehingga, setiap bulannya kita harus menabung minimal satu juta.  

Langkah ketiga adalah memanfaatkan produk perbankan. Tak bisa dipungkiri bahwa banyak kebutuhan yang harus kita penuhi dalam waktu yang bersamaan. Cicilan rumah, cicilan kendaraan bermotor, dan biaya pendidikan anak setidaknya akan membayangi kehidupan kita sehari-hari. Kita harus tahu apa yang paling kita butuhkan agar bisa disesuaikan dengan produk perbankan apa yang harus kita ambil. Adanya layanan perbankan yang baik dan cepat membuat kita merasa lebih nyaman untuk menentukan pilihan tabungan yang cocok khususnya untuk pendidikan anak kita. Usahakan agar kita bisa mendapat tabungan dengan bunga yang cukup memadai dan yang “memaksa” kita untuk bisa menabung setiap bulannya. Atau, kita bisa memilih untuk mendapatkan asuransi jiwa (life insurance) atau asuransi pendidikan secara bersamaan.

Langkah keempat adalah mengevaluasi rencana kita minimal sekali dalam setahun. Demi mencapai kebebasan finansial, kita harus bisa dengan jeli mengevaluasi rencana-rencana yang kita buat terutama rencana finansial pendidikan buah hati kita. Kadang terjadi hal-hal terduga yang membuat rencana finansial untuk pendidikan anak berantakan. Belum lagi dengan naik turunnya laju inflasi dan permasalahan-permasalahan ekonomi lainnya. Sehingga, kita harus bisa menganalisa apakah rencana kita sudah berjalan sesuai harapan atau malah sebaliknya. Jika dibutuhkan, kita harus memikirkan ulang prioritas utama dalam rencana pendidikan untuk anak kita. Sesudah itu, kita bisa membuat rencana baru yang jauh lebih matang.

Membuat sebuah perencanaan keuangan untuk biaya pendidikan anak bisa jauh lebih mudah daripada melaksanakannya dengan tepat. Maka dari itu, akan lebih bijak jika kita segera memanfaatkan produk dan layanan yang disediakan oleh BCA. Kita pun bisa bernapas lega karena segala macam kebutuhan finansial kita akan segera terpenuhi dengan cepat dan tepat oleh bank yang memasuki usianya yang ke-55 tahun ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar