Satu kata bisa membangkitkan amarah seseorang. Itulah yang aku alami (setidaknya mendengar dan melihat langsung) saat naik angkot hari Sabtu lalu. Syukurlah pekerjaan udah bisa langsung beres, jadi habis shalat Zuhur bisa langsung berangkat ke Gramedia.
Saat itu aku naik angkot GL. Di dalamnya ada beberapa penumpang, diantaranya ada seorang ibu dan dua anak kembarnya. Angkot berjalan cukup lambat dan sempat berhenti mendadak, hingga mengakibatkan beberapa kendaraan yang ada di belakangnya terpaksa ikut berhenti. Saat itu ada seorang mahasiswi memakai jas almamater yang naik sepeda motor dengan seorang temannya. Dia langsung menyalip angkot dan meneriakkan satu kata ke sopir itu, "G*bl*k!" Whuzz...mahasiswi itu langsung tancap gas. Seketika itu juga sang sopir langsung ngamuk.
Sang sopir pun langsung tancap gas dan ngebut. Awalnya aku tidak tahu kenapa si sopir ini langsung ngebut. Sempet ngerasa serem juga. Dan, ow-ow...ternyata
Minggu, April 01, 2012
Investasi Kehidupan
Alhamdulillah, masih ada 'sisa' gaji yang bisa dibelanjakan buat beli buku.
Heu...bingung juga buku apa yang mau dibeli, saking banyaknya yang pengen dibeli.
Pas bayar di kasir, eh dapet dua voucher 25.000 buat pembelian "Fancy & Gift" minimal 100ribu. Hmm, berhubung saat itu sudah tak ada uang tersisa (setelah 'kalap' beli buku), jadi vouchernya aku bawa pulang dan kukasih ke ibu, hehe...
Yups, demi menghilangkan kegalauan, buku-buku itu 'kan kulahap.
Selalu saja dengan alasan: "sebagai investasi kehidupan" di saat diri ini sudah tak terkontrol lagi membeli banyak buku, hehe (dan meludeskan semua sisa gaji dalam sekejap).
Heu...bingung juga buku apa yang mau dibeli, saking banyaknya yang pengen dibeli.
![]() |
akhirnya yang kebeli adalah "mereka" |
![]() |
my bookshelf (a half of it) |
Yups, demi menghilangkan kegalauan, buku-buku itu 'kan kulahap.
Selalu saja dengan alasan: "sebagai investasi kehidupan" di saat diri ini sudah tak terkontrol lagi membeli banyak buku, hehe (dan meludeskan semua sisa gaji dalam sekejap).
Reveal the Truth
I was so blessed since I could wake very much early this morning.
I felt like it's been years I could only wake up when the sun is rising high.
Sometimes, I will sleep again after taking praying but I could not sleep again this morning.
Finally, I knew the truth. Actually, I knew that it would happen to me.
At a moment, I felt miserable. At few seconds I transformed into a silly person.
Yet, it was a relief. Therefore, I can continue my life.
Therefore,
I can continue my life...starting my new life.
I felt like it's been years I could only wake up when the sun is rising high.
Sometimes, I will sleep again after taking praying but I could not sleep again this morning.
Finally, I knew the truth. Actually, I knew that it would happen to me.
At a moment, I felt miserable. At few seconds I transformed into a silly person.
Yet, it was a relief. Therefore, I can continue my life.
Therefore,
I can continue my life...starting my new life.
Jumat, Maret 30, 2012
When I Write
Sudah hampir setengah bulan ini kujalani profesi baru, sebagai content writer.
Kedengarannya keren (hehe, betul tak?), tetapi ya si suka dan si duka selalu berteman bersama.
Meskipun mungkin tak ada rencana untuk menjadikan profesi ini sebagai tumpuan utama hidup (eh?), aku kembali belajar untuk menulis. Salah satu kelemahanku dalam menulis adalah tidak menyelesaikan tulisanku sampai tamat. Kalau sudah begitu, ya sudah selesai tanpa harus mencapai akhir. Menjadi penulis konten mau tidak mau memaksaku untuk menyelesaikan tulisan yang aku buat. Selain karena memang dikejar deadline juga untuk melatih seberapa besar nyaliku bisa menyelesaikan sebuah tulisan.
Beberapa hari terakhir rasanya sudah tak ada ruh untuk menulis (ditambah lagi dengan topik-topik "horor" yang harus kuselesaikan), jadinya untuk menghasilkan sebuah kata pun rasanya susah minta ampun. Hari ini syukurlah topik yang diberikan lebih "segar" tentang tempat-tempat wisata di Lombok (an island that I desire to visit most), jadinya lumayan cepat bisa kuselesaikan, 5 jam lebih cepat dari deadline yang diberikan. Rupanya memang benar kalau menulis sesuatu yang kita sukai itu bisa membuat kita betah menulis maraton sekalipun hehe.
Kalau dulu kerja di kantor, aku bakal keliatan "autis" tiap kali sudah berhadapan dengan komputer. Seolah dunia yang ada hanya ada diantara aku dan layar komputer. Jadi, maaf teman-teman di kantor (dulu) yang sering tak kuhiraukan saat aku sudah "khusyuk" dengan layar komputer. Bukan maksud sok serius tetapi memang sedang fokus, hehe. Satu lagi keadaan yang membuatku tampak "autis" adalah saat sudah membaca buku, hoho...dunia pun hanya akan menjadi milik 'kami' berdua.
Keinginan untuk menulis sebuah novel itu masih ada. Hmm, kalau menulis 3000 kata/hari saja (dalam bahasa Inggris) bisa--meskipun masih acak-acakan,heu... seharusnya dalam waktu sebulan juga aku sudah bisa menghasilkan sebuah novel. Iya, seharusnya memang begitu. Kenyataannya?
[gaji (sebagai penulis konten) rupanya diberikan sebulan sekali per tanggal pertama kali kerja, jadi... gajiku masih akan dibayarkan setengah bulan lagi, sabar...sabar...]
Kedengarannya keren (hehe, betul tak?), tetapi ya si suka dan si duka selalu berteman bersama.
Meskipun mungkin tak ada rencana untuk menjadikan profesi ini sebagai tumpuan utama hidup (eh?), aku kembali belajar untuk menulis. Salah satu kelemahanku dalam menulis adalah tidak menyelesaikan tulisanku sampai tamat. Kalau sudah begitu, ya sudah selesai tanpa harus mencapai akhir. Menjadi penulis konten mau tidak mau memaksaku untuk menyelesaikan tulisan yang aku buat. Selain karena memang dikejar deadline juga untuk melatih seberapa besar nyaliku bisa menyelesaikan sebuah tulisan.
![]() |
gambar dari sini |
Kalau dulu kerja di kantor, aku bakal keliatan "autis" tiap kali sudah berhadapan dengan komputer. Seolah dunia yang ada hanya ada diantara aku dan layar komputer. Jadi, maaf teman-teman di kantor (dulu) yang sering tak kuhiraukan saat aku sudah "khusyuk" dengan layar komputer. Bukan maksud sok serius tetapi memang sedang fokus, hehe. Satu lagi keadaan yang membuatku tampak "autis" adalah saat sudah membaca buku, hoho...dunia pun hanya akan menjadi milik 'kami' berdua.
Keinginan untuk menulis sebuah novel itu masih ada. Hmm, kalau menulis 3000 kata/hari saja (dalam bahasa Inggris) bisa--meskipun masih acak-acakan,heu... seharusnya dalam waktu sebulan juga aku sudah bisa menghasilkan sebuah novel. Iya, seharusnya memang begitu. Kenyataannya?
![]() |
gambar dari sini |
[gaji (sebagai penulis konten) rupanya diberikan sebulan sekali per tanggal pertama kali kerja, jadi... gajiku masih akan dibayarkan setengah bulan lagi, sabar...sabar...]
Rabu, Maret 28, 2012
I Won't Give Up
'Cause even the stars they burn
Some even fall to the earth
We've got a lot to learn
God knows we're worth it
No, I won't give up [Jason Mraz-I Won't Give Up]
Some even fall to the earth
We've got a lot to learn
God knows we're worth it
No, I won't give up [Jason Mraz-I Won't Give Up]
It is easy to say it loud. Yet, it needs a lof of effort to make it.
However, I won't give up. I fall once, I'll stand up a thousand times.
Langganan:
Postingan (Atom)