Kamis, Juli 05, 2012

Random and Puzzling Thoughts

Sering melamun.

Saat ini aku sudah mulai membiasakan diri menyelesaikan pekerjaan 2,5-3 jam saja. Meskipun, konten yang kutulis nggak bener-bener informatif, aku hanya berusaha untuk bisa menyelesaikannya dengan cepat dan beralih ke hal-hal lain. Jika sudah selesai, rasanya sangat lega.

Beberapa hari lalu akhirnya aku melegalisir ijazah. Setelah lulus yudisium setahun yang lalu, baru kali ini aku melegalisir ijazah. Masuk ke halaman kampus yang sepi (karena sedang libur semester), rasanya seperti orang asing. Masuk ke fakultas pun sempat pangling dan bingung mencari tempat legalisir ijazah. Sudah lima tahun berlalu sejak aku pertama kalinya menjejakkan kaki di kampus ini.

Saat berjalan, rasanya aku ingin kembali kuliah. Namun, kali ini dengan jalur beasiswa. Ingin kembali merasakan kesenangan mempelajari hal baru. Sayangnya, aku masih saja menunda-nunda. Bukannya langsung mengurus semua keperluan, aku malah mencari banyak alasan untuk tidak menyegerakannya.

Sering terdiam.

Aku tahu saat ini ada sesuatu yang sangat penting yang harus segera diselesaikan dalam keluarga. Saat bapak menceritakan hal ini, aku semakin merasa menjadi anak yang gagal. Kadang aku melihat bapak sendirian memikirkan sesuatu. Ibu pun tak bisa berbuat banyak. Aku? Rasanya aku malah tak ingin dilahirkan di dunia ini jika aku tak bisa membahagiakan ibu dan bapak. Waktu semakin menipis. I feel like I am in the dead-end.

Sering merasa.

Bahagia rasanya bisa menghadiri pernikahan seorang teman, sebuah pernikahan mewah nan megah. Memang itu bukanlah pertama kalinya aku menghadiri acara pernikahan seorang kawan. Aku pernah menghadiri sebuah acara pernikahan yang sederhana di malam takbir tahun lalu. Tidak mewah, tetapi aku bisa merasakan raut kebahagiaan sahabatku itu. Lalu, sebuah acara pernikahan yang cukup meriah dan entah kenapa aku merasa sedih karena tahu perasaan sang mempelai wanita beberapa bulan sebelum hari pernikahan itu.

Sering bermimpi.

Berulang kali ia hadir dalam mimpiku. Entah kenapa. Atau mungkin aku saja yang ternyata masih memikirkannya?
Aku pun memiliki impian-impian besar. Tak rela rasanya melihat seorang teman bisa lanjut kuliah S2 di Amerika. Kemudian, ada lagi yang ke Cina tahun ini. Mereka bisa, harusnya aku juga bisa. Aku benci saat aku malah meragukan kemampuanku sendiri. Seolah hal itu terlalu mustahil. Aku benci diriku sendiri yang berpikiran seperti itu. Dan, aku ingin membuang potongan diri yang kubenci itu.

Saat semuanya bercampur aduk menjadi satu di dalam pikiran.
Rasanya aku ingin tinggal di sebuah kota baru. Sejenak saja. Tanpa harus dipusingkan dengan pekerjaan, keraguan, apalagi rasa pesimis. Ingin rasanya kembali menjelajah tempat-tempat baru menemukan kepingan-kepingan arti kehidupan yang berharga.

Melangkah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar