Kedengarannya keren (hehe, betul tak?), tetapi ya si suka dan si duka selalu berteman bersama.
Meskipun mungkin tak ada rencana untuk menjadikan profesi ini sebagai tumpuan utama hidup (eh?), aku kembali belajar untuk menulis. Salah satu kelemahanku dalam menulis adalah tidak menyelesaikan tulisanku sampai tamat. Kalau sudah begitu, ya sudah selesai tanpa harus mencapai akhir. Menjadi penulis konten mau tidak mau memaksaku untuk menyelesaikan tulisan yang aku buat. Selain karena memang dikejar deadline juga untuk melatih seberapa besar nyaliku bisa menyelesaikan sebuah tulisan.
gambar dari sini |
Kalau dulu kerja di kantor, aku bakal keliatan "autis" tiap kali sudah berhadapan dengan komputer. Seolah dunia yang ada hanya ada diantara aku dan layar komputer. Jadi, maaf teman-teman di kantor (dulu) yang sering tak kuhiraukan saat aku sudah "khusyuk" dengan layar komputer. Bukan maksud sok serius tetapi memang sedang fokus, hehe. Satu lagi keadaan yang membuatku tampak "autis" adalah saat sudah membaca buku, hoho...dunia pun hanya akan menjadi milik 'kami' berdua.
Keinginan untuk menulis sebuah novel itu masih ada. Hmm, kalau menulis 3000 kata/hari saja (dalam bahasa Inggris) bisa--meskipun masih acak-acakan,heu... seharusnya dalam waktu sebulan juga aku sudah bisa menghasilkan sebuah novel. Iya, seharusnya memang begitu. Kenyataannya?
gambar dari sini |
[gaji (sebagai penulis konten) rupanya diberikan sebulan sekali per tanggal pertama kali kerja, jadi... gajiku masih akan dibayarkan setengah bulan lagi, sabar...sabar...]
makan makaaaaaan :D
BalasHapusmakan tulisaaaan... XD
Hapustulisannya buat appetizer atau dessert ajaa :D
Hapus